By Moneesa | Inspiration | February 10, 2020
Banyak orang bicara tentang investasi, tapi banyak juga orang yang kemudian tertipu investasi bodong. Kalau dilihat-lihat sepertinya hampir setiap bulan kita dapat menemukan acara-acara ataupun bazaar yang berisikan para institusi keuangan dengan beragam bentuk penawaran atas produk-produknya, bahkan sekarang bukan hanya di perusahaan atau di hall mewah saja lokasi acaranya, mall pun sudah kerap dijadikan tempat untuk menggelar acara tersebut. Lalu pertanyaannya, sudahkah kita menjadi ‘pelaku' dan bukan hanya menjadi ‘penonton'?
Banyak orang yang tidak mengerti investasi dan banyak pula yang takut. Banyak yang tidak tahu berapa besar dari dana yang mereka miliki sebaiknya diinvestasikan. Dari sisi investor (masyarakat umum), penting bagi kita untuk setidaknya menjadikan rumus yang kerap digunakan di negara maju, yaitu ‘100 minus usia' sebagai patokan. Maksudnya adalah, yang saat ini masih berusia 30 tahun, berarti apabila 100 dikurangi 30 menjadi 70, maka seharusnya 70% dari kelebihan dana yang dimiliki setiap bulan dapat dimasukkan ke instrumen yang agresif, semisal di pasar modal. Â
Pertanyaan yang selanjutnya mungkin diajukan adalah; ‘wah saya hanya dapat menyisihkan dana beberapa ratus ribu tiap bulan, mungkinkah?'. Jawabannya jelas mungkin, saat ini para calon investor sudah sangat terbantu dengan banyaknya ragam investasi yang memungkinkan mereka untuk dapat berinvestasi mulai dari dana yang sangat minim, bahkan 100 ribu pun bisa. Maka alasan yang mengatakan untuk dapat mulai berinvestasi membutuhkan persiapan waktu bertahun-tahun tidak lagi relevan untuk saat ini.
Coba cek kembali tujuan kita di masa mendatang. Untuk yang masih berusia sangat produktif, sering saya tekankan bahwa dalam investasi yang paling penting adalah memulai. Karena tentu kita semua akan pensiun kan? Yang masih baru menikah dan memiliki anak, tentu juga mau menyekolahkan anak sampai pendidikan tingkat lanjut kan? Itu kenapa pentingnya untuk memulai karena semakin dini memulai, maka kebutuhan dana untuk diinvestasikan juga akan semakin rendah.
Pada perjalanannya, tentu akan ada resiko-resiko yang melekat dari produk-produk invetasi, apalagi yang berasal dari produk pasar modal. Namun, apabila masih ditujukan untuk kurun waktu semisal tadi disebutkan pensiun dimana masih diatas 10 tahun lagi, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan melainkan khawatirlah apabila kita tidak dapat disiplin dalam melakukan investasi. Ingat, seaman-amannya kita menempatkan dana pada produk yang katanya tidak beresiko (risk-free), ternyata kita tetap menghadapi resiko penurunan nilai uang kita (secara riil) di masa mendatang.
Kesalahan umum yang masyarakat sering lakukan dalam berinvestasi adalah adanya faktor emosi. Faktor inilah yang dapat membuat kita berinvestasi dengan tidak disiplin, sampai bahkan memutuskan untuk tidak lagi berinvestasi. Hal tersebut dapat terjadi karena investasi dilakukan hanya karena mengikuti arus orang banyak dan bisa ditebak, dalam pasar modal dimana harga akan selalu berfluktuasi, kebanyakan bagi mereka yang berinvestasi dengan emosi adalah membeli pada saat orang ramai-ramai membeli (harga tinggi) dan menjual pada saat orang ramai-ramai menjual (harga turun), sehingga yang terjadi, seperti yang banyak orang katakan, bukannya untung malah buntung.
Itu kenapa, gerakan literasi keuangan atau sosialisasi terhadap produk-produk keuangan yang dikeluarkan oleh institusi selain bank, seperti perusahaan sekuritas ataupun manajer investasi, yang saat ini semakin gencar dilakukan, ditambah dengan adanya dorongan langsung dari regulator, seharusnya membuat kita yang masih produktif bekerja tidak memiliki alasan untuk tidak terjun langsung dan setidaknya mulai mencari tahu produk-produk yang dapat dijadikan alternatif investasi bagi para investor ini. Pelajari dengan seksama, dan yang terpenting miliki pendirian dalam berinvestasi dengan tidak mudah tergoda akan tawaran investasi yang ‘seolah-olah agresif' karena saat ini yang paling baik bukanlah investasi High Risk High Return, tetapi High Return, Managable Risk.
POPULAR |